Rabu, 15 Januari 2014

Is sosial networking good for us?


Is sosial networking good for us?
The world has changed and will continue to change , the distance between regions and even between nations have increasingly close . Internet -based information technology has developed rapidly , one of them with the service of social networking sites . The rapid growth of social networking sites certainly have a positive impact as well as negative .
Most social networking sites are used by a person such as Facebook , Twitter , YM , Whatsapp and other sites to interact with people around them . On social media, one can communicate with friends or new people , share ideas , information , photos or videos . But easily communicate via the sosial networking , there are also negative impacts. People who communicate with strangers interact online . So we do not know if what they say or do is real . It can disseminate false or malicious information . Waste of time social networking . We must use our time on something more important than sitting at the computer and chatting with strangers .
In conclusion , social networking is good for us.  As long as used for positive things , there are many worthwhile activities that we can do.

RESENSI BUKU


Ilmu Dari Ilmu-Ilmu
Judul                : Filsafat Bahasa
Penulis             : Agoes Hendriyanto, M.Pd.
Penerbit           : Yuma Pustaka
Edisi                :  I, 2013
Tebal               : x + 116 halaman, 14 cm x 21 cm
ISBN               : 978-602-8580-75-5
Filsafat merupakan ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu yang lain. Dengan adanya filsafat berbagai permasalah dapat dipecahkan. Filsafat juga mempunyai hubungan yang erat dengan bahasa. Hal ini dibuktikan dengan keadaan bahwa seorang filosof tidak dapat menyampaikan hasil pemikirannya tanpa bahasa. Bahasa merupakan suatu tanda yang telah bersistem yang harus mendapatkan suatu kesepakatan seluruh masyarakat yang bertujuan untuk alat dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan sarana identitas suatu masyarakat. Ciri-ciri yang menjadi hakikat bahasa adalah bahasa itu sistematik, bahasa itu vokal, bahasa itu simbol, bahasa itu mengacu pada dirinya, bahasa itu manusiawi, dan bahasa itu komunikasi.
Dalam bidang kajian filsafat mencakup ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Sedangkan untuk memahami persoalan  dalam kajian ilmu tentang logika dengan cara filsafat analitik dan filsafat hermeneutik. Dalam lingkungan filsafat Perancis sesudah pertengahan abad 20 strukturalisme cepat berkembang. Strukturalisme didefinisikan sebagai salah satu sudut pandang yang menekankan pada persepsi dan deskripsi tentang struktur yang mencakup keutuhan. Selain itu ada juga fenomenologi yang merupakan ilmu pengetahuan tentang apa yang tampak yang ada di sekitar kehidupan manusia yang sangat berperan dalam kehidupan manusia. Dan yang terakhir yaitu pendekatan sosiologi sastra yang sangat menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial.
            Buku yang ditulis Agoes Hendriyanto, M.Pd. ini bagus. Sangat bermanfaat bagi yang menaruh perhatian terhadap ilmu pengetahuan, seni, agama, sosial, hukum, budaya, filsafat, sastra, dan dunia politik. Karena dikaji oleh para filsuf atau pemikir seperti Aristoteles, Plato, dan para filsuf lainnya yang mengkaji secara jelas dan mendalam. Selain itu,kualitas kertas, huruf, dan warna sampul juga bagus. Tetapi, bahasa yang digunakan sulit untuk dicerna dan dimengerti oleh para pembaca. Di dalam buku ini juga tidak menampilkan tokoh-tokoh para filsuf. Alangkah baiknya diisi para tokoh-tokohnya, sehingga para pembaca lebih tahu sosok tokoh tersebut dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga para pembaca lebih mengetahui pemahamannya secara mendalam yang akan menjadikan buku ini lebih sempurna bagi para pembaca.

ANALISIS TINDAK TUTUR


TUGAS AKHIR PRAGMATIK
ANALISIS TINDAK TUTUR
DALAM DIALOG CUPLIKAN FILM “PERAHU KERTAS”
Oleh : Devi wahyu Utami ( 11. 20717. 053)
PBSI V B

Transkrip Dialog
Kugie  :Aku orang paling jahat sedunia Kak. Ada orang sebaik Remi, sesempurna Remi yang sayang banget sama aku. Tapi terus aku gak bisa.
Karel   :Karena Keenan ? Gie, Gie ! Dari dulu kalau kamu cerita temanmu yang namanya Keenan itu Gie. Matamu langsung bercahaya. Kamu itu lebih hidup. Nyawa kamu tiba-tiba nambah dua aja. Remi itu kan teman baik aku. Aku tahu kamu deket sama dia. Aku orang yang paling seneng. Tapi apa ya ? Aku itu gak lihat cahaya yang sama dengan apa yang aku lihat kalau kamu cerita teman kamu yang namanya Keenan itu.
Kugie  :Aku ketemu pacarnya di Bali. Dia baik banget. Dan aku seneng lihat Keenan dapet cewek kayak gitu.
Karel   :Tapi tetep aja. Tetep patah hati kan? Ya kan Gie?
Kugie  : Ehhh. Ini semua ngebingungin banget. Apalagi ada ini(cincin pemberian Remi). Kugie mau kabur aja ke Timbuktu.
Karel   : Kok ke Timbuktu sih? Gie, ini itu bukan dongeng. Ya ini hidup. Hadepin. Kamu harus berani. Berani jujur diri kamu sendiri. Jujur sama orang yang kamu sayangin. Gak semua dongeng bisa happy ending, apalagi realitas.




1.      PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Menurut Ferdinand De Saussure, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Ilmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik.
Salah satu cabang ilmu dari linguistik adalah pragmatik. Pragmatik adalah fungsi bahasa yang mengandung aspek-aspek sosial yang menekankan bagaimana menyampaikan maksud dengan cara yang sesuai dalam konteks yang tersedia. Pragmatik menentukan bagaimana memilih gabungan kata yang tepat untuk situasi saat itu. menurut Leech (1983) pragmatic is studies meaning in relation to speech situation. Sedangkan menurut Wijana (1996: 2) pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi.
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.
Berbagai tindak tutur yang terjadi di masyarakat, baik tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif, tindak tutur langsung dan tidak langsung, maupun tindak tutur harafiah dan tidak harafiah, atau kombinasi dari dua/lebih tindak tutur tersebut, merupakan bahan sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis. Karena itu pada makalah ini kami akan membahasnya, namun kami batasi hanya mengenai situasi tutur, tindak tutur, tuturan performatif dan konstatif, serta jenis-jenis tindak tutur.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemui contoh-contoh pragmatik. Dalam kajian, penulis menganalisis tindak tutur dalam dialog culikan film “Perahu Kertas”.

2.      ANALISIS
a.       Analisis Tindak Tutur Menurut Austin
M enurut Austin, tindak tutur dibagi menjadi tiga yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi.
1.      Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah jenis tindak tutur yang bermaksud untuk menyampaikan suatu informasi dari penutur ke lawan tutur. Dalam dialog pada cuplikan film “Perahu Kertas”, sebagai berikut.
·         Aku orang paling jahat sedunia Kak. Ada orang sebaik Remi, sesempurna Remi yang sayang banget sama aku. Tapi terus aku gak bisa.
Tindak tutur lokusi di atas bermaksud menyampaikan informasi kepada lawan tutur.
·         Aku ketemu pacarnya di Bali
Tindak tutur lokusi di atas bermaksud memberitahukan lawan tutur bahwa penutur bertemu dengan pacar Keenan di Bali.

b.      Presuposisi, Implikatur dan Entailment
1.      Presuposisi merupakan praanggapan. Dalam dialog cuplikan film “Perahu Kertas” yang termasuk presuposisi adalah sebagai berikut.
·         Ada orang sebaik Remi, sesempurna Remi yang sayang banget sama aku.
Kalimat di atas merupakan anggapan penutur terhadap Remi, jika kita mengenal Remi maka dapt dikatakan kalimat di atas benar , namun jika kita tidak mengenal Remi maka belum bisa dikatan benar.
2.      Entailment merupakan anggapan yang mutlak.
·         Dari dulu kalau kamu cerita temanmu yang namanya Keenan itu Gie. Matamu langsung bercahaya. Kamu itu lebih hidup. Nyawa kamu tiba-tiba nambah dua aja..
Kalimat “nyawa kamu tiba-tiba nambah dua”.  Merupakan entailment karena dua mutlak lebih dari satu, dengan dikatakan bahwa ia sangat bahagia.


c.       Analisis Tindak Tutur Menurut Wijaya
Tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keterbelangsungan ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur dibagi menjadi empat yaitu, tindak tutur langsung, tindak tutur tak langsung, tindak tutur literal dan tindak tutur non literal.
1.      Tindak tutur langsung
Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang sesuai dengan fungsi kalimat yang membentuknya (kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat perintah).
·         Aku ketemu pacarnya di Bali. Dia baik banget. Dan aku seneng lihat Keenan dapet cewek kayak gitu.
Bentuk tuturan di atas termasuk tuturan langsung dengan modus kalimat berita, penutur memberi informasi kepada lawan tutur.
2.      Tindak tutur tak langsung
Tindak tutur yang tidak sesuai dengan fungsi kalimat yang membentuknya.
·         Tapi tetep aja. Tetep patah hati kan? Ya kan Gie?
Kalimat di atas termasuk tiondak tutur tak langsung, karena secara tak langsung penutur menyatakan bahwa patah hati.
3.      Tindak tutur literal
Tindak tutur yang dimaksudkan sama dengan makna-makna kata yang menyusunnya.
·         Aku orang paling jahat sedunia Kak.
Kalimat di atas merupakan yindak tutur literal karena makna kalimatnya sesuai dengan makna sebenarnya.




Senin, 06 Januari 2014

JENIS-JENIS BERITA


 Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya, yaitu:
1.      Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap tidak mengabaikan kelengkapan data dan objektivitas.
2.      Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
3.      Feature (berita kisah), yakni berita yang disajikan dalam bentuk yang menarik, menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan.
4.      Reportase, yakni Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca.
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
·         Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.
·         Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
·         Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW  (Basuki 1983:5).

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik
1.      Berita Lugas/berita langsung/hard news/stright news
Menurut Deddy (2005: 40) hard news adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Berita tersebut misalnya tentang mulai diberlakukannya sesuatu kebijakan baru pemerintah. Ini tentu saja menyangkut hajat orang banyak sehingga orang ingin mengetahuinya. Karena itu harus segera diberitakan
Jadi, maksud dari hard news atau berita langsung adalah berita yang penulisanya lugas, langsung, apa perlunya  (straig news, hard news, atau spot news ). Prinsip penulisanya adalah piramida terbalik. Mahksudnya, hal-hal yang  terpenting disajikan pada pokok berita ( lead ), sedangkan bagian lainya pada bagian uraian (body) dengan urutan makin lama makin kurang penting
Jenis berita yang terpusat pada peristiwa normalnya berbentuk berita lugas (hard news/stright news). Dalam jurnalisme laporan berita lugas mencoba untuk menyampaikan informasi berupa peristiwa sebagaimana nampaknya. Seperti juga seorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan bercerita, wartawan pun menyampaikan pesan dan gagasannya kepada audience-nya dalam bentuk sebuah cerita yang mereka sebut “news story”. Praktik jurnalisme yang menginformasikan (sesuatu yang penting) dan jurnalisme yang menceritakan (sesuatu kisah yang menarik).
Jack Hart, dalam A Writer’s Coach, mengatakan bahwa tujuan utama Anda adalah menyampaikan informasi, anda mungkin akan menulis sebuah laporan. Sebuah laporan hanya mencatat penemuan-penemuan penelitian seseorang. Laporan biasanya disusun menurut topik. Mereka memulai dengan semacam pandangan umum (overview) yang kemudian dilanjutkan, secara metodik, dengan topik A, topik B, dan seterusnya.
Pada awal laporan wartawan mulai dengan pernyataan yang meringkas penemuan-penemuan meraka, yang dikenal sebagai lead ringaksan – summary lead. Dari sini mereka langsung masuk dalam paragaraf topik di bawahnya. Mereka kemudian menyusunnya dalam urutan kepentingan yang makin menurun. Gaya ini disebut bottom line. Struktur ini memudahkan bagi editor untuk memangkas dari dasar, sehingga bisa membuang informasi yang tidak penting dahulu. Karena informasi yang paling penting berada di atas dan menyempit ke bawah dimana terdapat informasi yang paling tidak penting, maka wartawan menyebut bentuk laporan ini “piramida terbalik.”
Bentuk laporan ini sangat cocok untuk diterapkan pada suatu peristiwa besar yang pecah, seperti pecah perang antara dua negara, bom bunuh diri, gunung meletus, tsunami, pembunuhan, dan sebagainya. Wartawan ingin secepatnya melaporkan ini kepada pembaca. Pada awal laporan sudah terdapat sari atau inti (ringkasan) dari kejadian yang segera dapat ditangkap oleh pembaca. Tinggal terserah kepada pembaca sejauh mana ia ingin membaca elaborasi detail ke bawah. Dalam berita lugas ini tidak diterapkan naratif, tidak ada gaya bercerita. Tujuan utamanya adalah untuk menarik perhatian pembaca secepatnya pada berita tersebut.
Ada kalanya berita lugas ini berisi kejadian-kejadian rutin seperti kegiatan pemerintah, politik, ekonomi, pangadilan, dan lainnya, yang isinya tidak begitu menarik bagi pembaca. Berita rutin yang disajikan setiap hari ini oleh pembaca sering disebut sebagai berita yang membosankan – dull news.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Straight News merupakan berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.  Yang termasuk jenis berita Straight News adalah Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
                                                 
2.     Berita Ringan (soft news/berita halus)
Berita ringan adalah berita yang tidak mengutamakan pentingnya kejadian atau hangatnya berita, tetapi segi manusiawinya (human inters).  Human inters adalah kejadian yang adapat memberikan sentuhan perasaaan bagi pembaca kejadian yang menyangkut orang biasa atau orang besar dalam situasi biasa. Penulisannya menggunakan susunan piramida tegak dan biasanya kronologis.
Menurut Deddy (2005: 4), soft news (berita ringan) seringkali juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pembaca atau pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa atau pembaca. Ia juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahkan ketakutan atau mungkin juga simpati, misalnya tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang, anjing menggigit majikan, atau masyarakat kecil mendapat lotre milyaran rupiah
Berbeda dengan berita yang terpusat pada peristiwa, jenis berita yang berdasarakan pada proses lazimnya berbentuk berita halus atau soft news. Soft news sendiri adalah pengembangan dari hard news. Berita-berita rutin yang bila dilihat sepintas tidak menarik terkadang ada yang penting, atau setidaknya bisa dikembangkan menjadi cerita yang menarik. Hal ini tergantung dari ketajaman atau penciuman berita seorang wartawan atau editor. Misalnya penandatangan perjanjian perdagangan antara dua negara. Kejadian formal yang berlangsung beberapa menit ini mungkin tidak menarik. Tetapi bagi wartawan yang kreatif dan skeptis ia bisa melihat hal menarik, misalnya dibelakang upacara formal tersebut ada berbagai permasalahan yang terkait dengan hubungan perdagangan antara kedua negara tersebut. Dia akan menggali hal-hal yang menarik yang bisa disajikan lugas tetapi sudah diperhalus (soft news) dalam bentuk cerita.
Bila sebuah laporan (report) disusun terutama untuk menyampaikan informasi, maka sebuah cerita (story) disusun terutama untuk memproduksi pengalaman. Untuk alasan ini maka elemen struktur dasarnya bukanlah topik, tetapi adegan (the scene). Anda akan menemukan konstruksi paling murni pada naskah film yang secara eksplisit menyusun tulisan dalam penggambaran action atau description of action. Tujuan dari konstruksi berdasar adegan adalah untuk menarik pembaca ke dalam cerita sehingga mereka bisa mengalami sendiri. Audience membaca jalan cerita melalui serangkaian adegan untuk nilai hiburannya. Karena prosesnya adalah melalui pengalaman (experience), maka bisa memiliki dampak emosional yang sangat kuat pada pembacanya. Wartawan mengenal tulisan semacam ini sebagai bentuk berita halus (soft news), yang menggunakan teknik naratif untuk menghasilkan cerita yang dramatis.
Selain kedua bentuk dasar penulisan di atas, banyak lahir bentuk hybrid dari para penulis yang imajinatif yang mengeksplorasi pemutasian tanpa ada habisnya. Poin terpenting yaitu penulis yang efektif akan berfikir dahulu tentang apa yang akan mereka tulis, dan kemudian baru memilih bentuk yang paling cocok untuk tulisannya itu.         
Charnley memperjelas perbedaan antara berita yang ditulis dengan cara matter – of – fact, secara faktual saja dengan  berita interpretatif. Ia menjelaskan jika berita interpretatif ditulis dengan dibubuhi interpertasi di dalamnya seperti seorang analisis, maka dalam reportase interpretatif seorang reporter tidak hanya menghitung tetapi mencoba menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Soft News nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.
3.      Berita Kisah (Feature)
        Berita kisah menggunakan pelacak latar belakang suatu peristiwa dan dituturkan dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan, dengan penyajian yang indah dan menarik pembaca, serta mengembangkan unsur-unsur menarik pada alur kisah (plot) sehingga tak jarang muncul sudut pandang penulisnya sendiri.

4.      Reportase
Jenis laporan ini merupakan laporan kejadian (berdasarkan pengamat dan sumber tulisan), serta mengutamakan rasa keingintahuan pembaca. Reportase diharapkan mampu memberikan fakta, data, atau informasi selengkap-lengkapnya yang dicari dan dapat melalui pengamat, wawancara, dan penelitian serta ditulis dengan gaya penulisan yang luwes.
Gaya penulisan reportase hampir sama dengan berita kisah. Hanya saja dalam reportase, data sangat di tonjolkan, bahkan dengan pengungkapan latar belakang masalah samapai ke pemikiran berikutnya. Tugas reporter yaitu melakukan tugas reportase dan mengumpulkan bahan–bahan sesuai dengan perencana isi berita di koran atau majalah (termasuk majalah dinding).
Salah satu contoh berita dalam jenis ropertase yang menarik adalah berita eksklusif, artinya sesuai peristiwa yang jarang terjadi.  Jenis berita dapat juga dipilah–pilah berdasarkan segi pembidangnya, yaitu berita politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, atau dalam ragam berita daerah atau lokal, nasional, regional, dan internasional.
Jenis-jenis berita yang serupa dengan reportase adalah sebagai berikut.
a.      Berita Interpretatif
Dalam berita interpretatif seorang wartawan harus berfikir layakanya ilmuan yang akan meneliti sebuah permasalahan. Wartawan harus memiliki kesimpulan atau kecurigaan awal tentang sebuah peristiwa. Kita mesti skeptis terhadap sebuah peristiwa. Peristiwa pasti terkait dengan sesuatu yang lebih besar dan penting. Dari kecurigaan tersebut wartawan mengumpulkan informasi sebagai bahan pembuktian. Informasi tersebut adalah hasil wawancara dengan narasumber, data-data, maupun pengamatan indrawi si wartawan. Setelah itu, informasi yang terhimpun disusun dalam sebuah berita.
Jika informasi yang tersusun sejalan dengan kecurigaan wartawan maka berarti interpretasinya terbukti. Jika tidak terbukti maka pembuktian wartawan tersebut bisa menerangkan dan memperjelas sebuah permasalahan. Layaknya penelitian ilmiah, dalam berita interpretasi juga tidak dikenal salah atau benar. Tugas wartawan hanya menyajikan infomasi, setelah itu pembacalah yang berhak untuk menyimpulkan. Untuk lebih jelasnya anda perhatikan contoh berukut.
Berita interpretatif menjelaskan fakta yang saling bertentangan. Sebagai contoh semisal pemerintah berencana mengurangi subsidi bahan bakar dengan menaikan harganya sebesar 20% bulan depan. Menurut nalar wajar tarif semua angkutan yang menggunakan bahan bakar juga akan naik. Orang akan membatasi kegiatannya bepergian yang tidak perlu. Apa pengaruhnya terhadap harga-harga produk yang mesin produksinya menggunakan bahan bakar solar? Sudah tentu harga barang-barang produksi pabrik juga akan mengalami kenaikan.
Tetapi bukti kenyataanya tidak demikian. Perusahaan angkutan kota ditetapkan oleh para pemerintah daerah untuk tidak menaikkan tarif. Alasannya, kenaikan harga bahan bakar ini tidak menyebabkan perusahaan-perusahaan angkutan menderita kerugian dan karenanya tidak ada alasan untuk menaikan jumlah setoran dari para pengemudi kendaraannya. Demikian pula harga-harga produk buatan pabrik ternyata juga tidak mengalami kenaikan. Bahkan, ada beberapa produk yang harganya turun.
Dihadapkan pada fakta-fakata yang saling bertentangan ini, maka wartawan pun berada dalam posisi menulis sebuah berita interpretatif yang memaparkan keadaan ini terhadap khalayak. Kenaikan harga bahan bakar ternyata tidak berpengaruh terhadap barang-barang maupun tarif angkutan. Mengapa kejadian itu seperti tidak diperkirakan?
Berdasarkan fakta-fakta yang berhasil dihimpun, seorang wartawan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul di kepala setiap orang: Apa itu artinya reportase interpretatif juga seringakali menjawab pertanyaan: Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mungkin sang wartawan terus juga menulis untuk menunjukan betapa perbaikan ekonomi dalam masyarakat tidak terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak tersebut.
Sebagain besar berita interpretatif tampaknya memang seperti penjelasan saja. Berita-berita interpretatif seakan-akan sederhana. Padahal, reporternya sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia menuliskannya dalam bentuk akhir. Sang reporter membuat dua rancangan berita, konsep awal, dan revisi-revisinya ditulis kembali untuk membuat interpretasinya itu mudah dimengerti.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Interpretative News adalah berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
b.      Berita Investigasi (Indept News)
Investigative reporting atau Investigasi News merupakan kegiatan peliputan untuk mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, atau kejhatan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat.
Investigative reporting adalah pekerjaan membuka pintu dan mulut yang tertutup rapat,” kata ahli komunikasi William Rivers.
Investigative reporting atau berita investigasi bertujuan mulia, yaitu memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui (people right to know) dari apa yang dirahasiakan oleh pihak-pihak lain yang merugikan kepentingan umum.
Wartawan investigasi dituntut agar mampu melihat celah pelanggaran, menelusurinya dengan energi reportase yang besar, membuat hipotesis, menganalisis, dan pada akhirnya menuliskan laporannya. Jurnalisme investigasi ada ketika terjadi penyimpangan dalam suatu tatanan masyarakat. Pers punya peranan sangat penting untuk dapat menginformasikan peristiwa yang menyimpang itu. Tidak berhenti sampai titik ini, pers juga bisa melangkah jauh mengusut kesalahan, menemukan kebenaran, dan mengadakan perubahan.

c.       Depth News (Berita Mendalam)
Depth news disebut berita mendalam karena laporan yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan, persiapan matang, dan analisa yang mendalam. Ada beberapa karakter depth news, yaitu:
1.      Unsur berita yang ditekankan adalah why (mengapa peristiwa terjadi) dan how ( bagaimana peristiwa itu terjadi. Terkadang so what? (apa yang akan terjadi kemudian) dipakai untuk mendekatkan berita pada kebenaran prediksi lebih lanjut dari suatu peristiwa yang tengah terjadi.
2.      Deskripsi berita analitis dan mengungkapkan banyak fakta penting sebagai pendukung.
3.      Struktur berita yang digunakan adalah balok tegak. Karenanya, di setiap bagian berita (dari kepala berita, tubuh berita, hingga kaki berita) mengandung inti peristiwa. Sehingga, membaca sebagian paragraf saja tidak dapat memahami atau mendapatkan informasi secara utuh. Karenanya, seluruh bagian berita depth news merupakan satu kesatuan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa depth news adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual.
Jenis-jenis berita lainnya:
·         Opinion news, yaitu berita tentang pendapat seseorang terhadap peristiwa yang sedang terjadi, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Contoh berita Opinion news:  PKS Protes Besaran Kenaikan BBM
·         Process – Centered News
Berita ini merupakan jenis berita yang berdasarkan pada proses (process – centered news) yang disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Berita semacam ini muncul di halaman opini berupa editorial, artikel, dan surat pembaca. Sedang di halaman lain berupa komentar, laporan khusus, atau tulisan feature lainnya seperti banyak dimuat di koran minggu. Meski, kali ini kita fokuskan terlebih dahulu pada pembahasan laporan khusus yang berbentuk interpretatif.
Editor kerap menugaskan wartawan untuk membedah suatu masalah dan menyajikannya dengan penjelasan-penjelasan yang berada di bawah permukaan – beneath-the surface – peristiwa itu sendiri. Dalam liputan yang berdasarkan proses ini, diharapkan wartawan tidak jatuh ke dalam jebakan peristiwa – event trap. Ia tidak menunggu sampai peristiwa itu “pecah”. Konsep tersebutlah yang mendasari process – centered news. 
Tidak jauh berbeda dari jenis-jenis berita di atas, Masduki (2004: 16) menyatakan bahwa ada dua jenis berita, yaitu:
1.      Berita Tulis
Berita tulis adalah berita radio yang telah di tulis ulang dan melalui proses penyuntingan dari sumber aslinya, baik berupa hasil reportase maupun kutipan dari media massa lain sebelum diudarakan oleh penyiar. Bentuk berita ini sering disebut dengan ad Libs (ad Libitum) sebab penyampain laporan itu menghendaki adanya penuturan secara bebas, spontan, improvisasi tinggi tanpa mengurangi substansi informasi yang disampaikan. Beberapa istilah lain untuk berita tulis yaitu:
a.            Spot news, berita pendek yang memberikan informasi kejadian secara cepat.
b.           Spot press atau news break, yang disajikan setiap jam bahkan 15 menit.
Kedua jenis berita di atas lebih dikenal dalam jurnalisme televisi.

2.      Berita Sisipan
Berita sisipan yaitu berita yang menyertakan sisipan pernyataan asli narasumber (actuality voice) di sela-sela teks yang disampaikan penyair atau reporter.