BESAMA CINTAMU YANG LAINNYA
aku tak akan berheni berjalan
tak akan mau dikalahkan
aku akan selalu mengikuti arus
bahkan melawan arus
mengikuti kehendak Tuhan
jika jalan berkelok
aku akan berkelok
jika jalan menanjak
aku akan menanjak
jalanku tak berhenti
walau peluh membasahi pipi
bila aku bersedih
aku akan menangis
bila aku bahagia
aku akan tertawa
aku akan tetap berjalan
sembari menunggu cinta
walau cintaku
tak tahu di mana dia
emoga kau bahagia bersama cintamu yang lainnya
Senin, 30 Desember 2013
“PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUALITATIF DENGAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF”
KATA PENGANTAR
Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyususnan makalah yang berjudul “
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dengan Metode Penelitian Kualitatif “
ini dengan lancar. Terima kasih kepada Ibu Nimas Permata Putri, S.Hum, M. Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah ini,dan terima kasih pula kepada teman –
teman atas partisipasi dan kerjasamanya dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat
kesalahan, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat penyusun butuhkan
dalam pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Banyak
kita ketahui dan gunakan dalam penelitian metode kualitatif maupun metode
kuantitatif, tetapi belum memahami cara penempatan dari metode – metode
tersebut. Disini akan dibahas tentang perbedaan dari metode penelitian
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif agar tidak terjadi saling
mengklaim dari keduanya.
Tidak ada yang sempurna
dari kedua metode penelitian itu karena masih ada kelemahan maupun
kelebihannya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian metode penelitian kualitatif dan kuantitatif?
2. Apa
perbedaan dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
kuantitatif?
3. Apa
yang harus dilakukan agar tidak terjadi saling klaim antara pendukung metode
penelitian tersebut?
C. Tujuan
Agar
kita memahami perbedaan dari metode penelitian kualitatif dengan metode
penelitian kuantitatif sehingga, tidak terjadi klaim dari pendukung masing –
masing metode dan dapat menggabungkan kedua metode tersebut dalam penelitian
kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN METODE
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Metode penelitian kualitatif pada
dasarnya adalah proses penelitian untuk memahami yang didasarkan pada tradisi
penelitian yang khas, meneliti tentang manusia dan masyarakat. Menurut
Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah kontruktivisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatupertukaran
pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti
kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya
melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya.
Metode penitian kuantitatif, metode yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif, khususnya kuantitatif analitik adalah
metode deduktif. Dalam metode ini teori ilmiah yang telah diterima kebenarannya
dijadikan acuan dalam mencari kebenaran selanjutnya. Pada dasarnya metode
ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuan
berdasarkan :
a. Kerangka
pemikiran yang bersifat logisdengan
argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah
berhasil disusun.
b. Menjabarkan
hipotesis yang merupakan deduksi dari
kerangka pemikiran tersebut.
c. Melakukan
verifikasiterhadap hipotesis
termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual.
Penelitian kualitatif biasa
dilawankan dengan penelitian kuantitatif dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini
peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan
penafsiran terhadap hasilnya. Namun demikian tidak berarti bahwa dalam
penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan
angka, dalam hal-hal terentu, misalnya menyebutkan jumlah anggota keluarga,
banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan
kondisi sebuah keluarga, tentu saja bisa. Yang tidak tepat adalah apabila dalam
mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Sebaliknya dengan penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pemahaman akan
kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel,
grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data berupa angka, dalam
penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif. Deengan
gambaran ini maka ada garis yang tegas antara penelitian kuantitatif dengan
penelitian yang ditinjau hanya dari penggunaan angka-angka.
B. PERBEDAAN
METODE PENELITIAN KUALITATIF DENGAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF :
1.
Perbedaan
Aksioma
Aksioma adalah
pandangan dasar atau filsafat. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif
meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
hubungan variabel, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai.
a. Sifat
Realitas
Dalam memandang
realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat perbedaan antara metode
kuantitatif dan kualitatif. Seperti telah dikemukakan, dalam metode kuantitaf
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu
yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut
jenis, bentuk, warna dan waktu, yang relatif lama, dapat diukur dan diverifikasi
Penelitian kualitatif
memandang obyek sebagai sesuatu yang utuh dinamis, hasil kontruksi pemikiran
dan interpretasi terhadap gejala yang diamati serta utuh karena setiap aspek
dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat
meneliti performance suatu pesawat,
peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja atau bodynya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua
komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat pesawat
dijalankan.
Jadi realitas itu
merupakan kontruksi atau interpretasi dari pemahaman dari semua data yang
tampak dilapangan.
b. Hubungan
Peneliti dengan yang diteliti
Dengan menggunakan
kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir
tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.
Sebaliknya dengan menggunakan penelitian kualitatif peneliti mengenal siapa
yang diteliti dan siapa saja yang memberikan data maka peneliti kualitatif
harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demilian peneliti kualitatif
harus mengenal betul orang yang memberikan
data.
c. Hubungan
antar Variabel
Peneliti kuantitatif dalam
melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan
akibat. Sehingga penelitiannya variabel independen dan dependen. Dari variabel
tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian
kualitatif yang besifat holistik yang lebih menekankan pada proses, maka
penelitian ini dapat melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti
lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi sehingga tidak diketahui
mana variabel independen dan dependennya.
d. Kemungkinan
Generalisasi
Penelitian kuantitatif
lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini
cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.
Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi
tersebut dengan teknik random. Berdasarkan dari data sampel tersebut,
selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke
populasi di mana sampel tersebut diambil).
Generalisasi dalam
penelitian kualitatif disebut dengan keteralihan. Maksudnya adalah hasil
penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan dalam tempat lain,
manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat
penelitian.
e. Peranan
Nilai
Dalam interaksi
penelitian kualitatif baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang,
pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda,
sehingga dalam pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akan terikat
oleh nilai-nilai masing-masing. Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti
tidak berinteraksi dengan sumber data maka akan terbebas dari nilai-nilai yang
dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti
menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif.
2.
Karakteristik
Penelitian
a.
Paradigma
penelitiannya
Metodekuantitatif
:paradigma ilmiah yang berangkat dari pandangan positivisme.
Metode
kualitatif
: paradigma alamiah yang bersumber dari pandangan fenomenologis.
b.
Pendekatannya
Metode
kuantitatif
: penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisi
numerikal.
Metode
kualitatif
: pendekatannya berasumsi bahwa “subject matter” dari ilmu fisik /
alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat
metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi nilai (subyektif), holistik
,dan berorientasi proses.
c.
Sifat
penelitiannya
Metode
kuantitatif
: behavioristik – mekanistik – empiristik
Metode
kualitatif
: kebenarannya bersifat relatif, tafsiriah, dan interpretatif.
d.
Desain
Metode
kuantitatif
: berciri – ciri spesifik, jelas, rinci, ditentukan secara mantap sejak
awal, dan menjadi pegangan langkah demi langkah.
Metode
kualitatif
: berciri – ciri umum, fleksibel, berkembang, dan muncul dalam proses
penelitian.
e.
Tujuannya
Metode
kuantitatif
: metode ini untuk menunjukkan hubungan antar-variabel, menguji teori,
mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
Metode
kualitatif :
metode ini digunakan untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif,
mengembangkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna, menemukan
teori.
f.
Teknik
penelitian
Metode
kuantitatif
: menggunakan eksperimen, survey, kuesioner, observasi, wawancara
terstruktur.
Metode
kualitatif
: menggunakan participant
observation, in depth interview,dokumentasi dan triangulasi.
g.
Instrumen
penelitiannya
Metode
kuantitatif
: meliputi tes, angket, dan wawancara terstruktur.
Metode
kualitatif
: peneliti sebagai instrumen , buku catatan, tape recorder (video/audio), kamera, dan sebagainya.
h.
Data
penelitian
Metode
kuantitatif : datanya berupa kuantitatif, hasil
pengukurannya variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen.
Metode
kualitatif
: datanya berupa deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan
responden, dokumen, dan lain-lain.
i.
Sampel
/ sumber data
Metode
kuantitatif
: menggunakan sampel besar, representatif, sedapat mungkin random, dan
ditentukan sejak awal.
Metode
kualitatif
: menggunakan sampel kecil, tidak representatif, purposive, snowball dan berkembang selama proses penelitian.
j.
Analisis
data
Metode
kuantitatif
: dilakukan setelah selesai pengumpulan data, dengan deduktif,
menggunakan statistik.
Metode
kuantitatif
: dilakukan secara terus – menerus dari awal hingga akhir penelitian,
dengan induktif, mencari pola, model, tema, dan teori.
k.
Hubungan
dengan respondennya
Metode
kuantitatif : hubungannya berjarak, bahkan sering
tanpa kontak, peneliti merasa lebih tinggi, waktunya jangka pendek.
Metode
kualitatif : hubungannya berupa empati, akrab,
kedudukan peneliti sama, bahkan sebagai guru atau konsultan, berjangka waktu
lama.
l.
Usulan
desain penelitiannya
Metode
kuantitatif :
luas dan rinci, literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel
yang teliti, prosedur yang spesifik dan rinci langkah – langkahnya, masalah
dirumuskan dengan spesifik dan jelas, hipotesisnya dirumuskan dengan jelas,
ditulis dengan rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
Metode
kualitatif : singkat, literatur yang digunakan
bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama, prosedur bersifat umum,
masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan, tidak
dirumuskan hipotesis karena justru akan menentukan hipotesis, fokus penelitian
ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.
m.
Lamanya
penelitian
Metode
kuantitatif : penelitian dianggap selesai jika
setelah semua data yang direncanakan dapat terkumpul.
Metode
kualitatif : penelitian dianggap selesai setelah
tidak ada data yang dianggap baru alias jenuh.
n.
Kepercayaan
terhadap hasil penelitian
Metode
kuantitatif : pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen.
Metode
kualitatif : berdasarkan pada pengujian
kredibilitas, dependabilitas, proses, dan hasil penelitian.
o.
Masalah
penelitian
Metode
kuantitatif : mengontrol variabel dan validitas.
Metode
kualitatif : memakan waktu, prosedur tidak baku,
reliabilitas keabsahan data.
p.
Penggunaannya
Metode
kuantitatif : digunakan apabila tujuan penelitian
untuk menjelaskan gejala alam. Dalam pengelolaan variabel, dapat dilakukan
secara deskriptif, korelasional, atau komparatif.
Metode
kualitatif : digunakan apabila tujuan penelitian
tidak hanya memberikan penjelasan mengenai hubungan gejala, tetapi lebih dari
itu menjelaskan alasan – alasan adanya hubungan tersebut.
q.
Kelebihannya
Metode
kuantitaif : menghasilkan teori yang kuat yang
probabilitas kebenaran dan toleransi kesalahannya dapat diperhitungkan,
kebenaran teori yang dihasilkan selalu terbuka untuk diuji kembali, analisis
yang dilakukan atas angka menghindarkan unsur subyektivitas.
Metode
kualitatif : kemampuannya memahami makna dibalik
perilaku, mampu menemukan teori baru untuk latar kebudayaan yang diteliti.
r.
Kelemahannya
Metode
kuantitatif
: tidak dapat mengungkap makna
yang tersembunyi, pengembangan teori lambat, kegunaannya rendah karena
pengambil kebijakan berada diluar penelitian.
Metode
kualitatif : hasil penelitian bersifat subyektif,
temuan teori hanya berlaku untuk latar kebudayaan yang terbatas, kegunaan teori
yang dihasilkan rendah karena belum tentu dapat dimanfaatkan.
3. Proses Penelitian
Proses
metode dalam penelitian kuantitatif bersifat linier dan kualitatif bersifat
sirkuler.
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif
prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari
apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara
pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan
sebagainya. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek
yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah.
Masalah harus digali
melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Dan peneliti harus
menguasai teori melalui membaca berbagai referensi. Supaya masalah dapat
dijawab maka masalah harus dirumuskan secara spesifik dan dibuat dalam bentuk
kalimat tanya.
Untuk menjawab
hipotesis, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan
masalah dan berfikir. Untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode /
strategi/ pendekatan / desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk
memilih metode itu adalah tingkat penelitian data yang diharapkan dan konsisten
yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu
dan kemudahan yang lain. Penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat
digunakan adalah metode surve, ex post facto, ekperimen, evaluasi, action
research (selain metode naturalistik dan sejarah).
Setelah metode
penelitian dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian yang
digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, kuesioner,
untuk pedoman wawancara. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data
maka harus diuji faliditas dan realiabilitasnya.
Pengumpulan data
dilakukan berbenyuk populasi maupun sampel. Selanjutnya dianalaisis untuk
menjawab perumusan masalah dan menguji hipotesis. Yang diajukan dengan teknik
statistik tertentu. Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode
penelitian yang berupa jawaban rumusan masalah. Proses penelitian kuantitatif
bersifat linier, langkah- langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah,
berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data, membuat kesimpulan
dan saran.
Aspek logika adalah
pengkajian hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis,
sedangkan aspek metodologi adalah pemilihan metode penelitian, menyusun
instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya yang bertujuan untuk
menverifikasikan hipotesis yang diajukan.
B. Proses Penelitian Kualitatif
Proses
penelitian kualitatif walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah,
tetapi dapat langsung memasuki obyek. Tahap ini disebut dirasakan, dan ditanyakan.
Tahap ke 2 adalah tahap
reduksi/fokus yaitu peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh
pada tahap 1 difokuskan pada masalah tertentu. Disini peneliti baru.
Proses penelitian
kualitatif pada tahap ke 3 adalah tahap selection yaitu menguraikan fokus yang
telah ditetapkan menjadi lebih rinci dan menguraikannya. Setelah peneliti
melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh,
maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang
diperoleh menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari data
kualitatif harus mampu menghasilkan informasi – informasi yang bermakana, bahkan
hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah
dan meningkatkan taraf hidup manusia. Cara menemukan data dengan 3 informasi
yaitu informasi deskriptif, informasi komparatif dan informasi asosiatif.untuk
latar kebudayaan yang terbatas, kegunaan teori yang dihasilkan rendah karena
belum tentu dapat dimanfaatkan.
Dari uraian diatas, kita dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing – masing metode penelitian
tersebut, sehingga kita dapat memilih dan menempatkan dengan baik dalam
penelitian kita. Kita harus memberikan kritik dan koreksi atas penelitian kita
dari pihak lain, lebih baik lagi kalau kita bisa menggabungkan kedua metode
penelitian tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Metode
penelitian kualitatif pada dasarnya adalah proses penelitian untuk memahami
yang didasarkan pada tradisi penelitian yang khas, meneliti tentang manusia dan
masyarakat. Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah
kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif
dan suatupertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap
individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat
ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya.
Metode
penitian kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif,
khususnya kuantitatif analitik adalah metode deduktif. Dalam metode ini teori
ilmiah yang telah diterima kebenarannya dijadikan acuan dalam mencari kebenaran
selanjutnya.
Dalam
penitian kuantitatif lebih banyak menggunakan angka sedangkan dalam penelitian
kuantitatif tidak. Dengan perbedaan yang sudah kita sebutkan di atas kita dapat
mengetaui perbedaan tersebut secara jelas agar dalam melakukan penelitian,
penelitian kuantitatif maupun kialitatif kita dapat menggunakannya secara
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi
Arikunto . 2002.Prosedur Penelitian :
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Andi Prastowo.
2011. Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods.Bandung:
Alfabeta.
Proposal Penelitian Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kualitas Interaksi Dengan Karya Sastra Sebagai Determinan Kemampuan Mengapresiasikan Karya Sastra (Studi Korelasional Terhadap Mahasiswa Pbsi Stkip Pgri Pacitan)
BAB
I
PENDAHULULUAN
A. Latar
Belakang
Sastra mempunyai tugas yang berat juga mulia. Sastra
tidak hanya sebagai media hiburan namun lebih dari itu. Sastra alat yang
penting bagi para pemikir, sastrawan atau pujangga untuk menggerakkan pembaca
kepada kenyataan yang hakiki. Banyak kenyataan yang ditemui umat manusia dalam
kehidupannya sehari-hari adalah kepalsuan dan penipuan,sementara sastra
memperlihatkan kenyataan dengan keasliannya. (Syamsudin, 2007:37).
Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia segala
macam segi kehidupannya maka sastra tidak saja merupakan media untuk
menyampaikan ide,teori atau sistem berpikir, tetapi juga merupakan media untuk
menampung ide, teori, atau sistem
berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu
kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Selain
itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan
dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia. (Atar Semi,
1988:8). Tak jarang dalam penulisan karya sastra sastrawan menggunakan bahasa
simbolis, alur dan para pelakunya ambigu dan tidak lazim.
Mengingat padat dan kompleks sebuah karya sastra,
dalam mengapresiasikan memerlukan pikiran yang serius dan terbuka dengan segala
kemungkinan-kemungkinan yang baru dan berbeda. Hal ini berkaitan dengan sikap
seseorang dalam menyikapi permasalahan dan mempunyai pemikiran yang kreatif
dalam mengapresiasikan karya sastra. Selain itu, kualitas interaksi seseorang
dengan karya sastra sangat menentukan kemampuan sesorang dalam mengapresiasikan
karya sastra. Kedua faktor tersebut merupakan faktor utama yang harus ada di dalam pembelajaran
sastra. Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif dan
interaksi sastra dapat mempengaruhi kemampuan mengapresiasi karya sastra.
B. Rumusan
Masalah
Dari
uraian latar belakang penelitian tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dalam mengapresiasi karya sastra?
2. Bagaimana
kualitas interaksi mahasiswa dengan karya sastra sebagai determinan kemampuan
mengapresiasi karya sastra?
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
a. Untuk
mengtahui pengaruh kemampuan berpikir kreatif dalam mengapresiasi karya sastra,
b. Untuk
mengetahui pengaruh interaksi sastra dengan karya sastra sebagai determinan
kemampuan mengapresiasikan karya sastra.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kreatif dalam mengapresiasi karya sastra
pada mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan,
b. Untuk
mengetahui pengaruh interaksi sastra dengan karya sastra sebagai determinan
kemampuan mengapresiasi karya sastra pada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan.
D. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebahgai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke
arah pengembangan konsep-konsep mengapresiasikan karya sastra, yaitu
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan intensitas interaksi satra dengan
karya sastra.
2. Manfaan
Praktis
a. Masukan
bagi mahasiswa PBSI STKIP PGRI Pacitan untuk dijadikan pertimbangan secara
kontekstual dan konseptual operasional dalam mengapresiasi karya sastra yang
ditinjau dari faktor kemampuan berpikir kreatif dan interaksi dengan karya
sastra.
b. Bagi
peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk
melakukan penelitian lanjutan tentang upaya pemerolehan kemampuan mengapresiasi
karya sastra melalui kemampuan berpikir kreatif dan interaksi dengan karya
sastra melalui kemampuan berpikir kreatif dan interaksi dengan karya sastra.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Konsep
Berpikir
Berpikir
merupakan suatu kegiatan mental yang dialami oleh seseorang bila mereka
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus diselesaikan. Menurut
Ruggiero (1998) dalam Siswono mengarikan sebagai suatu aktivitas mental untuk
membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu
keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa
ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin
memahami sesuatu, maka ia melakukan aktivitas berpikir.
2. Konsep
Kreatif
Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi arti kreatif adalah suatu yang memiliki
daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan atau mengandung daya cipta. Sedangkan kreator adalah pencipta dan
pencetus gagasan. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan
baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya.
Yang
menjadi masalah atau kendala pengembangan kreativitas adalah adanya anggapan
bahwa yang ditambah seakan-akan perilaku orisinal atau yang lain daripada yang
lain. Justru dirasakan sebagai sesuatu yang aneh bahkan dapat berbahaya.
Ada
tiga ciri kondisi dari pribadi yang kreatif, yaitu:
a. keterbukaan
terhadap pengalaman,
b. kemampuan
untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi sseorang,
c. kemampuan
untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri
tersebut maka psikologinya sangat baik. Orang tersebut berfungsi sepenuhnya
yaitu menghasilkan karya-karya kreatif dan hidup secara kreatif. Ketiga ciri
tersebut juga merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi.
3. Kemampuan
Berpikir Kreatif
Kemampuan
berpikir kreatif dapat diartikan kemampuan untuk memiliki pemikiran yang tajam,
gabunagn dari berpikir analitis dan intuitif, menggerakkan imajinasi,
mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang
menakjubkan dan inspirasi yang cemerlang.
Silver
(1997) dalam Siswoyo menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif
anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torarance Test Of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci
yang dinilai dari kreativitas menggunakan TTCT, adalah sebagai berikut.
a. Kefasihan
mengecu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah.
b. Fleksibilitas
tampak pada perubahan dan pendekatan ketika merespon perintah.
c. Kebaruan
merupakan keaslian ide-ide yang dibuat dalam merespon perintah.
4. Konsep
Sastra
Kata
“sastra” atau “kesusastraan” dapat ditemui dalam sejumlah pemakaian yang
berbeda-beda. Hal ini dapat digambarkan bahwa sastra ini kenyataannya bukanlah
nama dari sesuatu yang sederhana tetapi merupakan satu “istilah payung” yang
meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. (Semi, 1988:7).
Sastra
terikat oleh tempat dan waktu. Seorang sastrawan Indonesia menulis sebuah karya
sastra dan dianggap demikian di Indonesia, tetapi di Eropa karya sastra semacam
itu belum tentu dianggap karya sastra masa sekarang belum tentu pula dianggap
karya sastra lima puluh tahun ke depan. Karena sastra sendiri telah bekembang
dan begitu pula masyarakat pemilik sastra itu.
Sastra
mengemban fungsi kemanusiaan, pendidikan, dan pembebasan; dulce and utile. (Wellek, 1990:250). Pendapat ini sejalan dengan
pendapat ahli teori sastra yang mengatakan bahwa tugas sastra adalah untuk
mencapai keindahan, “seni adalah untuk seni”. Sementara pendapat lain
mengatakan bahwa sastra untuk memberi pelajaran tentang kehidupan. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dan berdiri sendiri. Keinginan untuk
mendapatkan keindahan adalah naluri manusia, sama halnya dengan sifat ingin
tahu atau ingin mempelajari tentang kehidupan.
5. Kualitas
Sastra
Faktor
yang berperan penting dalam pembelajaran apresiasi sastra adalah kualitas
interaksi dengan karya sastra. Yang dimaksud dengan kualitas interaksi adalah
derajat kebaikan atau keunggulan hubungan, aktivitas dan perlakuan seseorang
dengan karya sastra. Adapun yang dimaksud dengan bentuk-bentuk interaksi dengan
karya sastra dalam kaitan penelitian ini adalah jenis kegiatan, waktu, dan
tempat seseorang melakukan interaksi dengan karya sastra.
6. Apresiasi
Sastra
Kata
apresiasi mengandung pengertian memahami, menikmati dan menghargai karya sastra.
Apresiasi sastra merupakan peristiwa dalam waktu, artinya waktu dapat memahami,
menikmati, dan menghargai atau menilai, seorang pembaca memerlukan waktu. Hanya
setelah suatu karya sastra selesai dibaca maka seseorang pembaca dapat
memutuskan secara adil, apakah pembaca dapat memahami, menikmati dan menghargai
karya itu
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa pemaparan untuk
menemukan keterangan mengenai apa yang diketahui. metode penelitain kualitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
(Sugiyono, 2011:13).
B. Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan, dari tanggal 10
Januari 2013 hingga 10 Februari 2013.
Tempat penelitian ini
dilakukan di STKIP PGRI Pacitan. Objek penelitiannya adalah mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
C. Data
dan Sumber Data
Sumber
data dalam pembuatan penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan. Karena
penelitia kualitatif mengupas dan menguraikan banyak sumber bacaan pada saat
berlangsungnya kegiatan pengumpulan data. Data juga diperoleh dari berbagai
informan seperti mahasiswa dan dosen.
D. Metode
Pengumpulan Data
Adapun
metode pengumpulan data dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara, sebagai
berikut.
1. Observasi,
yakni untuk mendapatkan data tentang gambaran umum mahasiswa PBSI, jumlah
mahasiswa PBSI dan keadaan lingkungan.
2. Dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, dan lain-lain. (Arikunto, 1993:149).
3. Wawancara
adalah teknik pengumpulan data dengan jalan pendekatan personal degan responden
atau informan penelitian.
4. Triangulasi,
diartikan sebagi teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Bila peneliti
melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
E. Kehadiran
Peneliti
Peneliti
selalu hadir dalam setiap kegiatan penelitian.
F. Teknik
Analisis Data
Untuk
menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian ini digunakan teknik
deskriptif analitik dengan metode sebagai berikut.
1. Metode
Deduktif
Metode
ini digunakan untuk menyelesaikan masalah dan fakta yang khusus, lalu
peristiwa-peristiwa itu digeneralisasikan. (Hadi, (Mukodi, 2009:82). Metode ini
dipakai pada Bab I dan Bab II yakni dengan mengumpulkan data-data tentang
kerangka konseptual kemampuan berpikir kreatif, kualitas sastra dan aprisiasi
sastra.
2. Metode
Induktif
Metode
ini digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang bersifat umum menuju
kepada yang khusus. (Hadi, (Mukodi,
2009:82). Metode ini dipakai dalam pembahasan kemampuan berpikir kreatif dan
kualitas interaksi terhadap kemampuan mengapresiasikan sastra.
G. Rencana
Pengujian Keabsahan Data
Peneliti
menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dalam
pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap
objek penelitian. (Moleong, 2004:330).
Triangulasi
teknik, berarti peneliti menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak. (Sugiyono, 2011:327).
Denzin
(dalam Moleong, 2004), membedakan empat macam triangulasi dengan memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari
keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik
pemeriksaan dengan memangfaatkan sumber.
H. Prosedur
Penelitian
Penelitian
dilakukan untuk mencari jawaban atau memperoleh pengetahuan. Berdasarkan
ciri-ciri sifat pengetahuan yang ilmiah dan objektif maka untuk memperolehnya
digunakan prosedur yang sistematik dan tidak dapat mendahului langkah-langkah
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Moloeng, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Tim STKIP PGRI pacitan. Vol. 1, No. 1.
2009. Jurnal Penelitian Pendidikan.
Pacitan: STKIP PGRI Pacitan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
AR, Syamsudin dan Vismania S. Damaianti.
2007. Metode Pnenelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Rosdakarya
Langganan:
Postingan (Atom)