BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu bahasa
mengelompokan kata berdasarkan bentuk serta perilakunya. Kata mempunyai bentuk
serta perilaku yang sama atau mirip dimasukkan dalam satu kelompok kata
sedangkan konjungsi atau kata yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara
yang menyatakan sebab akibat antara lain: sebab,
karena, oleh karena itu, sehingga dan maka.
Konjungsi atau kata penghubung berupa kata penghubung antar klausa antar
paragraf dalam sebuah karangan. Dalam pengertian
lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang
lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau
lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102).
Adapun fungsi
konjungsi atau kata penghubung adalah untuk menyambung dua buah kata yang sama.
Fungsinya dalam kalimat dua buah bagian kalimat dan dua buah kalimat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian konjungsi ?
2.
Apa saja jenis konjungsi jika ditinjau
dari segi konstituen yang menghubungkannnya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian konjungsi.
2. Untuk
mengetahui jenis konjungsi jika ditinjau dari segi konstituen yang
menghubungkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konjungsi
Konjungsi adalah
kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa
juga antara paragraf dengan paragraf ( Abdul Chaer, 2009 : 81 ).
Kata penghubung disebut juga konjungsi
atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa
yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa
(Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah
kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi
(Harimurti, 2007: 102)
B. Jenis Konjungsi
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang
kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang menyatakan penjumlahan, pemilihan,
pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan, pengurutan, penyamaan, dan
penyimpulan.
a.
Konjungsi
Penjumlahan, adalah konjungsi yang menghubungkan
menjumlahkan terdiri dari dan, serta, dan dengan. Aturan penggunaanya adalah sebagai berikut :
Konjungsi dan digunakan untuk menyatakan hubungan
penjumlahan, digunakan :
(i)
Di antara kata berkategori nomina. Contoh :
è Kakak
dan adik bermain bola
(ii)
Di antara kata berkategori verba. Contoh :
è Dia
makan dan minum
(iii) Di antara kata berkategori
ajektifa yang tidak bertentangan.
Contoh :
è Anak
itu rajin dan pandai
(iv) Di antara dua klausa dalam kalimat
majemuk koordinatif. Contoh :
è Dika
belajar bahasa Inggris dan Nita belajar bahasa Jepang
Konjungsi serta digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan, digunakan :
(i) Di
antara dua buah kata atau lebih sebagai pengganti kojungsi dan. Contoh :
è Ibu
ayah pergi ke Bandung
(ii) Di
antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk koordinatif yang subjeknya
adalah identitas yang sama. Contoh :
è Dita
belajar bahasa Arab; belajar bahasa Inggris; serta ikut kursus computer
Konjungsi dengan digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan digunakan di
antara dua buah kata berkategori nomina pengisi fungsi subjek. Contoh :
è Ayah
dengan ibu berada di ruang tamu
b. Konjungsi Pemilihan,
adalah konjungsi yang menghubungkan memilih salah satu konstituen yang
dihubungkan. Yang termasuk dalam konjungsi ini hanyalah kata atau.
Konjungsi atau digunakan :
(i)
Di antara dua buah kata berkategori
nomina atau dua buah frase nominal. Contoh :
è Aku
atau dia yang kau cintai ?
(ii)
Di antara dua buah kata berkategori
verba. Contoh :
è Silakan
bertanya atau berkomentar !
(iii)
Di antara dua buah kata yang berkategori
ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh :
è Jujur
atau tidak mereka, saya tidak tahu
(iv)
Di antara dua buah klausa dalam kalimat
majemuk koordinatif. Contoh :
è Aku
yang datang ke rumahmu, atau kamu
yang datang ke rumahku ?
c. Konjungsi Pertentangan,
adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang termasuk konjungsi
ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya.
Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
Konjungsi
tetapi
untuk menyatakan hubungan mempertentangkan digunakan :
(i)
Di antara dua buah kata berkategori
ajektifa yang berkontras di dalam sebuah klausa. Contoh :
è Anak
itu memang cerdas, tetapi malas
(ii)
Di antara dua buah klausa yang subjeknya
merujuk pada identitas yang sama, sedangkan predikatnya adalah dua buah kata
yangt berkategori ajektifa yang berkontras. Contoh :
è Beliau
sungguh kaya tetapi pelitnya bukan
main
(iii)
Di antara dua buah klausa yang yang subjeknya
bukan identitas yang sama, sedangkan predikatnya berupa dua buah kata
berkategori ajektifa yang bertentangan. Contoh :
è Kakaknya
pandai tetapi adiknya bodoh
(iv)
Di antara dua buah klausa, yang klausa pertama
berisi pernyataan, sedangkan klausa kedua berisi pengingkaran dengan adverbial tidak. Contoh :
è Dia
sebenarnya ingin melanjutkan sekolahnya, tetapi
orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya
(v)
Di antara dua buah klausa yang klausa
pertamanya berisi pengingkaran dengan adverbia bukan dan klausa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi
klausa pertama. Contoh :
è Mereka
datang bukan untuk menolong tetapi
untuk menonton
Konjungsi namun digunakan untuk menyatakan hubungan mempertentangkan
digunakan diantara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya
berisi pernyataan, dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan
kalimat pertama. Contoh :
è Sejak
kecil anak itu kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami
Konjungsi
sedangkan, untuk menyatakan
pertentangan digunakan di antara dua buah klausa dalam satu kalimat. Contoh :
è Dua
orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan
seorang temannya menunggu di luar
Konjungsi sebaliknya, digunakan untuk menyatakan pertentangan dapat digunakan
di antara dua buah klausa, atau di antara dua buah kalimat. Contoh :
è Para
perusuh itu bukan dicegah melakukan pejarahan; sebaliknya, tampaknya seperti
dibiarkan oleh para petugas
d. Konjungsi Pembetulan,
adalah konjungsi yang menghubungkan dan membetulkan kedua konstituen yang
dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata melainkan dan hanya.
Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)
Konjungsi melainkan untuk menghubungkan
membetulkan atau meralat digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama
baerisi pernyataan yang disertai adverbial bukan,
klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama. Contoh :
è Bukan dia yang datang, melainkan temannya
(ii)
Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan membetulkan atau meralat digunakan
di antara dua buah klausa.klausa pertama berisi pernyataan positif dan klausa
kedua yang meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan itu. Contoh
:
è Kue
ini enak rasanya, hanya kurang manis
e. Konjungsi Penegasan, adalah
konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk
konjungsi ini adalah kata – kata bahkan,
apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian
pula. Aturan penggunaannya adalah :
(i)
Konjungsi bahkan digunakan untuk menghubungkan menegaskan atau menguatkan
digunakan di antara dua buah kalimat atau klausa. Contoh :
è Anak
itu memang sangat nakal. Bahkan
ibunya sendiri sering dibohonginya
(ii)
Konjungsi apalagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan penegasan
diletakkan di antara dua buah klausa. Dalam hal ini, klausa pertama
menyampaikan suatu pernyataan, dan klausa kedua member penegasan terhadap
klausa pertama. Contoh :
è Lalu
lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi
pada jam – jam sibuk di pagi dan siang hari
(iii)
Konjungsi lagipula
digunakan untuk menyatakan hubungan penegasan sebagai alas an penguat terhadap
pernyataan yang disebutkan pada klausa pertama. Konjungsi ini diletakkan di
muka klausa terakhir dari beberapa klausa sebelumnya. Contoh :
è Mari
kita makan di kedai itu, masakannya enak, harganya murah, lagipula pelayanannya sangat baik
(iv)
Konjungsi hanya untuk menghubungkan
menegaskan digunakan pada awal klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau
kejadian pada klausa pertama tidak seberapa. Contoh :
è Sakitnya
tidak parah, hanya batuk – batuk dan
masuk angin
(iv)
Konjungsi itupun digunakan untuk menghubungkan menegaskan diletakkan pada
awal klausa. Dalam hal ini klausa pertama diawali dengan adverbial hanya. Contoh :
è Dari
100 siswa yang mengikuti ujian hanya
15 orang yang lulus. Itupun setelah
criteria kelulusan diturunkan
(v)
Konjungsi begitu juga adalah konjungsi antar kalimat. Digunakan untuk
menghubungkan menegaskan dan ditempatkan pada awal kalimat kedua. Contoh :
è Banjir
itu telah merendam hampir seluruh kawasan kota. Begitu juga dengan daerah
– daerah di sekitarnya
f. Konjungsi Pembatasan,
adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk konjungsi ini
adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut :
(i)
Konjungsi kecuali digunakan untuk menghubungkan membatasi diletakkan pada awal
klausa kedua. Contoh :
è Saya
akan datang memenuhi undanganmu, kecuali
kalau hujan lebat
(ii)
Konjungsi hanya untuk menghubungkan membatasi pada dasarnya sama dengan
adverbia pembatasan hanya
g. Konjungsi Pengurutan,
adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam
urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang termasuk
konjungsi pengurutan ini adalah kata – kata sesudah,
sebelum, lalu, mula – mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata – kata pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu, dua, tiga, atau
beberapa sekaligus tergantung pada jumlah klausa yang membentuk kalimat itu.
Contoh :
è Sebelum
makan, dia mencuci tangan
è Sesudah
sarapan, kami berangkat ke sekolah
è Mula – mula
kami dipersilakan masuk, lalu
dipersilakannya duduk, dan selanjutnya
ditanya apa keperluan kami kepadanya
è Setelah makan,
kami mencuci piring dan gelas
è Sesaat kemudian, kami
mendengar suara ketukan pintu
h. Konjungsi Penyamaan, adalah
konjungsi yang menghubungkan menyamakan antara dua klausa atau antara klausa
dengan bagian klausa.yang termasuk dalam konjungsi penyamaan ini adalah kata –
kata adalah, ialah, yaitu, dan yakni.
Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)
Konjungsi adalah digunakan untuk menghubungkan dua bagian kalimat di mana
bagian pertama merupakan bagian yang sama dari begian kedua. Contoh :
è Soekarno
adalah Presiden pertama Republik
Indonesia
(ii)
Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat
digunakan sebagai varian dari konjungsi adalah.
Contoh :
è Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia
(iii)
Konjungsi
yaitu untuk menghubungkan menyamakan
digunakan antara dua bagian kalimat yang bentuknya sama. Contoh :
è Yang belum mengumpulkan tugas akhir
ada dua orang, yaitu Ani dan Ali
(iv)
Konjungsi
yakni, secara bebas dapat digunakan
untuk menggantikan konjungsi yaitu.
Contoh :
è Anak beliau ada dua orang
Rama dan Sinta
i.
Konjungsi Penjelasan, adalah konjungsi yang
menghubungkan menjelaskan, di mana klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari
keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Satu – satunya konjungsi
penjelasan adalah kata bahwa. Aturan
penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)
Sebagai
penjelasan wujud subjek diletakkan di belakang subjek. Contoh :
è Kabar bahwa mereka akan menikah bulan depan saya sudah tahu
(ii)
Sebagai
penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh :
è Kami belum mendengar bahwa harga sembako sudah normal lagi
(iii)
Lazim
juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh :
è Bahwa dia akan menikah lagi kami
benar – benar belum tahu
j.
Konjungsi Penyimpulan, adalah konjungsi yang yang
menghubungkan menyimpulkan. Yang termasuk konjungsi ini, antara lain, maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh
kerena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu. Semua konjungsi
penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menghubungkan
menyimpulkan terhadap isi kalimat – kalimat yang disebutkan di depannya. Contoh
:
è Ibunya meninggal sejak dia berumur
dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.
è Kemarin kamu pinjam uangku Rp
100.000,-. Sekarang kamu mau pinjam lagi Rp 50.000,-. Dengan demikian, hutangmu
semua padaku menjadi Rp 150.000,-.
2. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi
subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang
kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan bawahan. Konjungsi
subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan, penyebaban, persyaratan,
tujuan, penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, dan perbandingan.
a. Konjungsi
Penyebaban, adalah
konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa
pada klausa utama. Yang termasuk konjungsi penyebab ini adalah karena, sebab, dan lantaran. Adapun penggunaanya adalah sebagai berikut :
(i)
Konjungsi karena digunakan untuk menghubungka menyatakan ‘sebab’ ditempatkan
pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan bisa berposisi sebagai
klausa pertama maupun klausa kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal maupun tengah kalimat. Contoh :
è Mereka
terlambat karena jalan macet
è Karena
tidak diundang, sya tidak datang
(ii)
Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum
dapat menggantikan posisi konjungsi karena.
Contoh :
è Mereka
terlambat
jalan macet
(iii)
Konjungsi
lantaran digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘sebab’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi karena. Namun, konjungsi lantaran hanya digunakan dalam bahasa
Indonesia ragam nonbaku. Contoh :
è Lantaran nggak
datang, dia marah padaku.
b. Konjungsi
Persyaratan, adalah
konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat untuk keadaan atau peristiwa
yang terjadi pada klausa utama dalm sebuah kalimat majemuk subordinatif. Yang
termasuk konjungsi persyaratan ini adalah kata – kata kalau, jika, jikalau, bila, bilamana, apabila, dan asal. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut :
(i)
Konjungsi
kalau digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa
bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa pertama dan klausa kedua, maka
konjungsi kalau bisa berada pada awal
kalimat juga bisa di tengah kalimat. Contoh :
è Saya akan datang kalau diberi ongkos
è Kalau nenek pergi, kakek juga akan pergi
(ii)
Konjungsi
jika digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi kalau. Contoh
:
è Rama akan makan
ada lauk
(iii)
Konjungsi
jikalau digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi jika. Contoh :
è Jikalau memang kau tak cinta padaku lagi,
pergi saja dari hidupku selamanya
(iv)
Konjungsi
bilamana dan apabila digunakan untuk
menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi bila. Contoh :
è Dia akan memimpin dengan baik, bilamana dia terpilih menjadi ketua
(v)
Konjungsi
asal digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam bahasa ragam nonformal. Contoh :
è Saya akan pergi asal dia tidak ikut
c. Konjungsi
Tujuan, adalah
konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada
klausa pertama. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah kata – kata agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah
sebagai berikut :
(i)
Konjungsi
agar digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada awal klausa kedua dari sebuah kalimat
majemuk subordinatif. Karena klausa bawahan ini dapat berada di awal kalimat,
maka konjungsi agar dapat berposisi pada
awal atau tengah kalimat. Contoh :
è Agar
tidak terjadi lagi pencurian, penjagaan
diperketat
è Jalan diperbaiki agar lalu lintas menjadi lancar
(ii)
Konjungsi
supaya digunakan untuk menghubungkan
menyatakan tujuan dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi agar. Contoh :
è
tidak terlambat kita harus segera berangkat
è Kita harus segera berangkat
tidak terlambat
(iii)
Konjungsi
untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ digunakan pada awal klausa bawahan pada
sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh :
è Jalan layang dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas
d. Konjungsi
Penyungguhan,
adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa, atau
tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk
subordinatif. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah kata – kata meskipun, biarpun, walaupun, sekalipun,
sungguhpun, kendatipun, dan kalaupun.
Contoh :
è
dilarang ibu, dia pergi juga
è Dia hadir juga
tidak diundang
e. Konjungsi
Kesewaktuan,
adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah
peristiwa, atau tindakan, antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk,
atau antara dua buah kalimat dalam sebuah paragraf. Yang termasuk dalam
konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala,
selagi, sebelum, sesudah, semenjak, dan
sementara. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah
konjungsi ketika itu, waktu itu, saat
itu, tatkala itu, sebelum itu, sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara itu.
f. Konjungsi
Pengakibatan, adalah
konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya peristiwa yang
terjadi pada klausa utama terhadap peristiwa klausa bawahan. Yang termasuk
dalam konjungsi ini adalah konjungsi sampai, hingga, dan sehingga. Contoh :
è Dia harus berlari mengejar waktu, hingga
nafasnya tersengal – sengal
è Pencuri itu dipukuli warga sampai babak belur
è Saya banyak mengeluarkan uang sehingga tabungan saya berkurang
g. Konjungsi
Perbandingan, adalah
konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada klausa
utama mirip seperti yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk dalam
konjungsi ini adalah kata – kata seperti, sebagai,
laksana dan seumpama. Contoh :
è Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan
è Kagetnya bukan main laksana mendengar suara guruh di siang
bolong
è Gaduh dan ramainya mereka bukan
kepalang seumpama anak ayam
kehilangan induknya
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Konjungsi
adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat;
bisa juga antara paragraf dengan paragraf.
Konjungsi
ada dua jenis yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang
kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang
menyatakan penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan,
pembatasan, pengurutan, penyamaan, dan penyimpulan. Konjungsi subordinatif
adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak
sederajat. Ada konstituen atasan dan bawahan. Konjungsi subordinatif ini
dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan, penyebaban, persyaratan, tujuan,
penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, dan perbandingan.
B. SARAN
Setelah
kita mengetahui pengertian konjungsi dan jenis konjungsi, maka diharapkan
mahasiswa dapat menggunakan konjungsi dengan baik dan sesuai tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul.2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar