Senin, 30 Desember 2013

makalah morfofonemik



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ilmu bahasa mengelompokan kata berdasarkan bentuk serta perilakunya. Kata mempunyai bentuk serta perilaku yang sama atau mirip dimasukkan dalam satu kelompok kata sedangkan konjungsi atau kata yang dapat dipakai dalam kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat antara lain: sebab, karena, oleh karena itu, sehingga dan maka. Konjungsi atau kata penghubung berupa kata penghubung antar klausa antar paragraf dalam sebuah karangan. Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102).
       Adapun fungsi konjungsi atau kata penghubung adalah untuk menyambung dua buah kata yang sama. Fungsinya dalam kalimat dua buah bagian kalimat dan dua buah kalimat.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian konjungsi ?
2.      Apa saja jenis konjungsi jika ditinjau dari segi konstituen yang menghubungkannnya ?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian konjungsi.
2.      Untuk mengetahui jenis konjungsi jika ditinjau dari segi konstituen yang menghubungkannya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Konjungsi
     Konjungsi adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa  dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan paragraf ( Abdul Chaer, 2009 : 81 ).
Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102)
B.  Jenis Konjungsi
1.      Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang menyatakan penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan, pengurutan, penyamaan, dan penyimpulan.
a.      Konjungsi Penjumlahan, adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan terdiri dari dan, serta, dan dengan. Aturan penggunaanya adalah sebagai berikut :
Konjungsi dan digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan, digunakan :
(i) Di antara kata berkategori nomina. Contoh :
è Kakak dan adik bermain bola
(ii) Di antara kata berkategori verba. Contoh :
è Dia makan dan minum
(iii) Di antara kata berkategori ajektifa yang tidak bertentangan.
Contoh :
è Anak itu rajin dan pandai
(iv) Di antara dua klausa dalam kalimat majemuk koordinatif. Contoh :
è Dika belajar bahasa Inggris dan Nita belajar bahasa Jepang
Konjungsi serta digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan, digunakan :
(i)      Di antara dua buah kata atau lebih sebagai pengganti kojungsi dan. Contoh :
è Ibu   ayah pergi ke Bandung
(ii)      Di antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk koordinatif yang subjeknya adalah identitas yang sama. Contoh :
è Dita belajar bahasa Arab; belajar bahasa Inggris; serta ikut kursus computer
Konjungsi dengan digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan digunakan di antara dua buah kata berkategori nomina pengisi fungsi subjek. Contoh :
è Ayah dengan ibu berada di ruang tamu
b.      Konjungsi Pemilihan, adalah konjungsi yang menghubungkan memilih salah satu konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk dalam konjungsi ini hanyalah kata  atau. Konjungsi atau digunakan :
(i)      Di antara dua buah kata berkategori nomina atau dua buah frase nominal. Contoh :
è Aku atau dia yang kau cintai ?
(ii)    Di antara dua buah kata berkategori verba. Contoh :
è Silakan bertanya atau berkomentar !
(iii)   Di antara dua buah kata yang berkategori ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh :
è Jujur atau tidak mereka, saya tidak tahu
(iv)  Di antara dua buah klausa dalam kalimat majemuk koordinatif. Contoh :
è Aku yang datang ke rumahmu, atau kamu yang datang ke rumahku ?
c.       Konjungsi Pertentangan, adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
Konjungsi tetapi  untuk menyatakan hubungan mempertentangkan digunakan :
(i)   Di antara dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras di dalam sebuah klausa. Contoh :
è Anak itu memang cerdas, tetapi malas
(ii)    Di antara dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama, sedangkan predikatnya adalah dua buah kata yangt berkategori ajektifa yang berkontras. Contoh :
è Beliau sungguh kaya tetapi pelitnya bukan main
(iii)   Di antara dua buah klausa yang yang subjeknya bukan identitas yang sama, sedangkan predikatnya berupa dua buah kata berkategori ajektifa yang bertentangan. Contoh :
è Kakaknya pandai tetapi adiknya bodoh
(iv)   Di antara dua buah klausa, yang klausa pertama berisi pernyataan, sedangkan klausa kedua berisi pengingkaran dengan adverbial tidak. Contoh :
è Dia sebenarnya ingin melanjutkan sekolahnya, tetapi orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya
(v)    Di antara dua buah klausa yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan adverbia bukan dan klausa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi klausa pertama. Contoh :
è Mereka datang bukan untuk menolong tetapi untuk menonton
Konjungsi namun digunakan untuk menyatakan hubungan mempertentangkan digunakan diantara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi pernyataan, dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh :
è Sejak kecil anak itu kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami
Konjungsi sedangkan, untuk menyatakan pertentangan digunakan di antara dua buah klausa dalam satu kalimat. Contoh :
è Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya menunggu di luar
Konjungsi sebaliknya, digunakan untuk menyatakan pertentangan dapat digunakan di antara dua buah klausa, atau di antara dua buah kalimat. Contoh :
è Para perusuh itu bukan dicegah melakukan pejarahan; sebaliknya, tampaknya seperti dibiarkan oleh para petugas
d.      Konjungsi Pembetulan, adalah konjungsi yang menghubungkan dan membetulkan kedua konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata melainkan dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)  Konjungsi melainkan untuk menghubungkan membetulkan atau meralat digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama baerisi pernyataan yang disertai adverbial bukan, klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama. Contoh :
è  Bukan dia yang datang, melainkan temannya
(ii)    Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan membetulkan atau meralat digunakan di antara dua buah klausa.klausa pertama berisi pernyataan positif dan klausa kedua yang meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan itu. Contoh :
è Kue ini enak rasanya, hanya kurang manis
e.       Konjungsi Penegasan, adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata – kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan penggunaannya adalah :
(i)      Konjungsi bahkan digunakan untuk menghubungkan menegaskan atau menguatkan digunakan di antara dua buah kalimat atau klausa. Contoh :
è Anak itu memang sangat nakal. Bahkan ibunya sendiri sering dibohonginya
(ii)    Konjungsi apalagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan penegasan diletakkan di antara dua buah klausa. Dalam hal ini, klausa pertama menyampaikan suatu pernyataan, dan klausa kedua member penegasan terhadap klausa pertama. Contoh :
è Lalu lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi pada jam – jam sibuk di pagi dan siang hari
(iii)   Konjungsi lagipula digunakan untuk menyatakan hubungan penegasan sebagai alas an penguat terhadap pernyataan yang disebutkan pada klausa pertama. Konjungsi ini diletakkan di muka klausa terakhir dari beberapa klausa sebelumnya. Contoh :
è Mari kita makan di kedai itu, masakannya enak, harganya murah, lagipula pelayanannya sangat baik
(iv)             Konjungsi hanya untuk menghubungkan menegaskan digunakan pada awal klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau kejadian pada klausa pertama tidak seberapa. Contoh :
è Sakitnya tidak parah, hanya batuk – batuk dan masuk angin
(iv)      Konjungsi itupun digunakan untuk menghubungkan menegaskan diletakkan pada awal klausa. Dalam hal ini klausa pertama diawali dengan adverbial hanya. Contoh :
è Dari 100 siswa yang mengikuti ujian hanya 15 orang yang lulus. Itupun setelah criteria kelulusan diturunkan
(v)         Konjungsi begitu juga adalah konjungsi antar kalimat. Digunakan untuk menghubungkan menegaskan dan ditempatkan pada awal kalimat kedua. Contoh :
è Banjir itu telah merendam hampir seluruh kawasan kota. Begitu juga dengan daerah – daerah di sekitarnya
f.       Konjungsi Pembatasan, adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)      Konjungsi kecuali digunakan untuk menghubungkan membatasi diletakkan pada awal klausa kedua. Contoh :
è Saya akan datang memenuhi undanganmu, kecuali kalau hujan lebat
(ii)    Konjungsi hanya untuk menghubungkan membatasi pada dasarnya sama dengan adverbia pembatasan hanya
g.      Konjungsi Pengurutan, adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata – kata sesudah, sebelum, lalu, mula – mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata – kata pertama, kedua, ketiga,  dan seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu, dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah klausa yang membentuk kalimat itu. Contoh :
è Sebelum makan, dia mencuci tangan
è Sesudah sarapan, kami berangkat ke sekolah
è Mula – mula kami dipersilakan masuk, lalu dipersilakannya duduk, dan selanjutnya ditanya apa keperluan kami kepadanya
è Setelah makan, kami mencuci piring dan gelas
è Sesaat kemudian, kami mendengar suara ketukan pintu
h.      Konjungsi Penyamaan, adalah konjungsi yang menghubungkan menyamakan antara dua klausa atau antara klausa dengan bagian klausa.yang termasuk dalam konjungsi penyamaan ini adalah kata – kata adalah, ialah, yaitu, dan yakni. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)      Konjungsi adalah digunakan untuk menghubungkan dua bagian kalimat di mana bagian pertama merupakan bagian yang sama dari begian kedua. Contoh :
è Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia
(ii)    Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat digunakan sebagai varian dari konjungsi adalah. Contoh :
è Soekarno  Presiden pertama Republik Indonesia
(iii)   Konjungsi yaitu untuk menghubungkan menyamakan digunakan antara dua bagian kalimat yang bentuknya sama. Contoh :
è Yang belum mengumpulkan tugas akhir ada dua orang, yaitu Ani dan Ali
(iv)   Konjungsi yakni, secara bebas dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi yaitu. Contoh :
è Anak beliau ada dua orang  Rama dan Sinta
i.        Konjungsi Penjelasan, adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, di mana klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Satu – satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)        Sebagai penjelasan wujud subjek diletakkan di belakang subjek. Contoh :
è Kabar bahwa mereka akan menikah bulan depan saya sudah tahu
(ii)    Sebagai penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh :
è Kami belum mendengar bahwa harga sembako sudah normal lagi
(iii)   Lazim juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh :
è Bahwa dia akan menikah lagi kami benar – benar belum tahu
j.        Konjungsi Penyimpulan, adalah konjungsi yang yang menghubungkan menyimpulkan. Yang termasuk konjungsi ini, antara lain, maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh kerena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu. Semua konjungsi penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menghubungkan menyimpulkan terhadap isi kalimat – kalimat yang disebutkan di depannya. Contoh :
è Ibunya meninggal sejak dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.
è Kemarin kamu pinjam uangku Rp 100.000,-. Sekarang kamu mau pinjam lagi Rp 50.000,-. Dengan demikian, hutangmu semua padaku menjadi Rp 150.000,-.

2.      Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan, penyebaban, persyaratan, tujuan, penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, dan perbandingan.
a.      Konjungsi Penyebaban, adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama. Yang termasuk konjungsi penyebab ini adalah karena, sebab, dan lantaran. Adapun penggunaanya adalah sebagai berikut :
(i)     Konjungsi karena digunakan untuk menghubungka menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan bisa berposisi sebagai klausa pertama maupun klausa kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal maupun tengah kalimat. Contoh :
è Mereka terlambat karena jalan macet
è Karena tidak diundang, sya tidak datang
(ii)     Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat menggantikan posisi konjungsi karena. Contoh :
è Mereka terlambat  jalan macet
(iii)    Konjungsi lantaran digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi karena. Namun, konjungsi lantaran hanya digunakan dalam bahasa Indonesia ragam nonbaku. Contoh :
è Lantaran nggak datang, dia marah padaku.
b.      Konjungsi Persyaratan, adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat untuk keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalm sebuah kalimat majemuk subordinatif. Yang termasuk konjungsi persyaratan ini adalah kata – kata kalau, jika, jikalau, bila, bilamana, apabila, dan asal. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)       Konjungsi kalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa pertama dan klausa kedua, maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat juga bisa di tengah kalimat. Contoh :
è Saya akan datang kalau diberi ongkos
è Kalau nenek pergi, kakek juga akan pergi
(ii)     Konjungsi jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi kalau. Contoh :
è Rama akan makan  ada lauk
(iii)   Konjungsi jikalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi jika. Contoh :
è Jikalau memang kau tak cinta padaku lagi, pergi saja dari hidupku selamanya
(iv)    Konjungsi bilamana dan apabila digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi bila. Contoh :
è Dia akan memimpin dengan baik, bilamana dia terpilih menjadi ketua
(v)     Konjungsi asal digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam bahasa ragam nonformal. Contoh :
è Saya akan pergi asal dia tidak ikut
c.       Konjungsi Tujuan, adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah kata – kata agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut :
(i)       Konjungsi agar digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada awal klausa kedua dari sebuah kalimat majemuk subordinatif. Karena klausa bawahan ini dapat berada di awal kalimat, maka konjungsi agar dapat berposisi pada awal atau tengah kalimat. Contoh :
è Agar tidak terjadi lagi pencurian, penjagaan diperketat
è Jalan diperbaiki agar lalu lintas menjadi lancar
(ii)     Konjungsi supaya digunakan untuk menghubungkan menyatakan tujuan dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi agar. Contoh :
è  tidak terlambat kita harus segera berangkat
è Kita harus segera berangkat  tidak terlambat
(iii)   Konjungsi untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ digunakan pada awal klausa bawahan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh :
è Jalan layang dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas

d.      Konjungsi Penyungguhan, adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah kata – kata meskipun, biarpun, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendatipun, dan kalaupun. Contoh :
è  dilarang ibu, dia pergi juga
è Dia hadir juga  tidak diundang
e.       Konjungsi Kesewaktuan, adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan, antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk, atau antara dua buah kalimat dalam sebuah paragraf. Yang termasuk dalam konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, semenjak, dan sementara. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah konjungsi ketika itu, waktu itu, saat itu, tatkala itu, sebelum itu, sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara itu.
f.       Konjungsi Pengakibatan, adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya peristiwa yang terjadi pada klausa utama terhadap peristiwa klausa bawahan. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah konjungsi  sampai, hingga, dan sehingga. Contoh :
è Dia harus berlari mengejar waktu, hingga nafasnya tersengal – sengal
è Pencuri itu dipukuli warga sampai babak belur
è Saya banyak mengeluarkan uang sehingga tabungan saya berkurang
g.      Konjungsi Perbandingan, adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada klausa utama mirip seperti yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk dalam konjungsi ini adalah kata – kata seperti, sebagai, laksana dan seumpama. Contoh :
è Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan
è Kagetnya bukan main laksana mendengar suara guruh di siang bolong
è Gaduh dan ramainya mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan induknya



    

BAB III
PENUTUP

A.  SIMPULAN
            Konjungsi adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa  dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat; bisa juga antara paragraf dengan paragraf.
Konjungsi ada dua jenis yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang menyatakan penjumlahan, pemilihan, pertentangan, pembetulan, penegasan, pembatasan, pengurutan, penyamaan, dan penyimpulan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan, penyebaban, persyaratan, tujuan, penyungguhan, kesewaktuan, pengakibatan, dan perbandingan.

B.  SARAN
            Setelah kita mengetahui pengertian konjungsi dan jenis konjungsi, maka diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konjungsi dengan baik dan sesuai tujuan.







DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul.2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar